Seorang sahabat datang padaku pagi ini .
Matanya merah dan wajahnya sembab . Pasti karena habis menangis . Dan aku yakin , pasti karena habis bertengkar dengan suaminya . Sebenarnya bukan bertengkar , tapi suaminya aja yang suka marah-marah sendiri yang gak jelas yang bikin suasana jadi gak tenang buat sahabatku ini dan anak-anaknya .
Dan , tebakanku benar …
Seperti biasa , tanpa kuminta , dia bercerita , dengan airmata berlinang disertai dengan suara pecah dan serak. Suaminya baru saja memukul hancur berantakan mesin air sampai ke pipa-pipanya , yang tidak mau jalan hanya karena listrik yang nyalanya redup dan tidak sanggup menyedot air dari sumur bor mereka .
Selalu begitu !! Apapun yang tidak sesuai dengan keinginan hatinya membuat emosinya meledak tak terkendali , tanpa bisa didekati dan dibujuk dengan kata-kata manis . Semakin dibujuk , amarahnya semakin menjadi-jadi .
Apalagi dilawan . Wow…bisa-bisa terjadi perang !!!
Makanya seringkali sahabatku lebih memilih diam . Terkadang diajaknya anak-anak jalan-jalan hanya untuk menghindar supaya anak-anak tak melihat perlakuan bapaknya . Atau terkadang mereka mengurung diri dan mencari kesibukuan sendiri di kamar . Entah sekedar bercanda atau main games bersama .
Ah , sahabatku satu ini ..
Siapa yang menduga di balik sifatnya yang ceria dan gaul dia menyimpan segudang problema yang tak terselesaikan . Masalah yang dihadapinya , selalu saja tentang suasana hatinya yang periang dan sifatnya yang manja seringkali berubah keruh hanya karena tingkah suaminya yang bertemperamen tinggi . Suaminya yang terlihat cool dan peramah tapi ternyata pemarah dan tidak bisa mengendalikan emosi . Hal yang sepele sekalipun bisa membuat sang suami membanting dan merusak barang berharga tanpa kenal ampun .
Tentu saja semua itu membuat jiwanya sakit dan batinnya tersiksa .
Aku kenal keduanya , karena keduanya begitu dekat denganku .
Di lingkungan kami , sang suami termasuk salah satu tokoh masyarakat yang cukup disegani . Di setiap kesempatan mereka selalu tampil serasi dan tampak ideal . Orang-orang selalu menilai mereka adalah keluarga yang harmonis . Suami yang low profile dan istri yang selalu tersenyum ramah dan periang . Sungguh , suatu perpaduan yang terlihat sempurna .
Hanya sedikit orang terdekat yang tahu di balik semua itu . Dan tentu saja , orang-orang yang tahu ini , tak bisa banyak membantu .
Biasanya setelah marah-marah tak keruan begitu , emosi sang suami langsung redup dan mereda . Dia kembali jadi suami dan bapak yang baik bagi keluarganya . Sangat baik malah . Tinggal sang isteri menahan hati tak berkesudahan . Dan anak-anak yang bingung berkepanjangan .
Untungnya , dengan canda dan sikap periangnya , sahabatku ini mampu menghibur hati anak-anaknya , sehingga anak-anaknya tumbuh menjadi anak-anak yang penuh pengertian . Bahkan di saat ia gagal menghibur hatinya sendiri , anak-anaknya tampil sebagai malaikat kecil yang mampu meyejukkan jiwa dan meneduhkan batinnya .
Hanya karena ingin tetap menjaga keutuhan rumah tangganya lah yang membuat ia tetap bertahan , dengan satu pengharapan suatu saat nanti suaminya akan berubah .
Duh , di zaman sekarang koq masih banyak ya suami-suami yang takut isteri . Dan tak kalah banyaknya pula suami-suami yang jahat pada isteri .
Mari kita saling mengendalikan diri dan menjaga hati demi ketentraman keluarga kita . Tak perlu saling menyakiti karena sesungguhnya itulah arti cinta yang hakiki .
PS :Postingan ini kubuat dengan persetujuan sahabatku , dengan syarat , aku tak boleh menyebut nama yang bersangkutan . Sahabatku berharap mendapat pencerahan dari komen para sahabat .
Suami yang seperti itu lebih baik masuk liang kubur saja. Nggak pantas, kalau temannya Mak Ngah itu kakak saya, akan saya minta dia menceraikan suaminya.
Istri bukan untuk dicaci, disakiti dan dihina. Istri adalah belahan sang suami. *jadi emosi nih *
Istri setia dan baik hati dapat suami kayak gorilla, istri binal dan nakal dapat suami seperti bebek, itulah kehidupan. Penuh warna dan suka duka.
Laporkan saja kepolisi, mungkin ini sudah termasuk kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ), suami yang begituan tidak layak dijadikan suami, apalagi dia orang yang disegani dan katanya tokoh masyarakat, tetapi terhadap istri kok lebih kejam dari pada terhadap budak.
Mendingan masukan dalam karung, buang ke sungai siak saja MakNgah.
*Jadi marah ne, 20 tahun menikah nggak pernah sekalipun menjatuhkan tangan ke istri*
saya sangat tidak setuju dengan 3 komen yang sudah hadir, mohon maaf terhadap ketiganya.
Lebih baik dicarikan solusi yang semakin memperbaiki komunikasi di dalam keluarganya, jika memang dirasa perlu konsultasikan ke psikolog tentu dengan pendekatan agama, bukan murni psikologi, semoga dengan cara demikian sang suami bisa sedikit demi sedikit merubah temperamennya.
eh..baru kelihatan, ternyata komen kita sama ya mas..
kali si “monster” ada kelainan, makngah. Bawa ke RSJ aja!! (maksudnya konsul kejiwaan)
hhmm.. tidak mudah memang menjalani rumah tangga yang seperti itu.. dekatkan diri sama Allah, minta petunjuknya, do’akan juga suami supaya hatinya terbuka.. mohon bantuan Allah yang maha segalanya untuk memberi tahu suami dengan caraNya..
lalu disaat suami sedang bagus moodnya coba ajak bicara baik2.. sambil bercanda, sambil manja2.. kalau kadang sikap temperamennya itu terasa menyakitkan.. dan membuat takut anak-anak..
semoga bisa membaik ya rumah tangganya..
Kebahagiaan kadang bisa menyembunyikan luka. 🙂
seorang perempuan tidak selalu harus mendapatkan yang sempurna untuk menjadi suaminya, tantangannya justru bagaimana ia bisa menjadikan laki-laki yang disampingnya itu menjadi imam dalam keluarga.. tak tertutup kemungkinan teman makngah bisa melunakkan sifat temperamental suaminya itu
karena itulah hakikat wanita sejati, melunakkan hati yang keras..
Hmmm…, berbahagialah laki-laki yang mendapatkan istri seperti ini.
cobalah teman Makngah ini mencari kapan waktu yg tepat utk berbincang atau curhat pd suaminya ttg bagaimana sebenarnya perasaannya terhadap perilaku suaminya itu.
Insyaallah, kalau disampaikan dgn cara yg baik dan lembut, tentu suami akan senang dan berusaah utk merubah kebiasaan buruknya ini.
dan bantuan juga diperlukan dr sang istri, agar suami bisa berubah, jgn memaksakan.
kalau dia curhat pd Makngah tdk akan menyelesaikan masalah yg dihadapinya.
semoga Allah swt selalu memberikan karunia dan berkahNYA pd teman Makngah,amin.
salam.
makngah q yg chantique…………ti2p salam yah bwt sahabat nyah makngah ituh, the best wife for her…..aq salut banget malah, udah bisa jadi istri yg begitu sabar selama inih….
Saya setuju dengan komentar Pak Sunarnosahlan dan Bundadontworry.
yup..setuju mak, dan mak udah jadi sahabat yang baik baginya…barakallahu fiik mak..aamiin
Sahabat Makngah ini memiliki kesabaran yang luar biasa ya..? sepertinya Allah tengah menguji kualitas kesabarannya….dan Subhanallah, hingga hari ini masih mampu menjaga bahkan meningkatkan kesabaran terhadap suaminya. Salut…! Entahlah kalau sampai hal seperti ini terjadi padaku….sama sekali tidak bisa membayangkan! Aku tidak yakin kualitas kesabaranku akan sama seperti yang ia tunjukkan……salam sayang dan cintaku untuknya, selalu….
ps: jangan sering2 crita yang sedih2 gini ya Makngah…..aku jadi pengen nangis bacanya
Hmm… Hal ini tentu nggak bisa di biarkan berlarut – larut ya Makngah… tapi rasanya sulit sekali juga ya… kalau misalnya si Istri nya ini meminta bantuan SIAPA lah dari pihak keluarga si Pria… maksud saya… seseorang yang sangat DI HORMATI si suami nya ini..
Istilah kerennya sih di Konseling lah oleh si yang di hormati itu…tapi tentu saja secara baik – baik, dan di upayakan dengan cara yang TIDAK membuat si suami merasa tersinggung…
Semoga sahabat makngah itu diberikan kesabaran dan tentu juga jalan keluarnya ya mak ngah
* Bersabarlah yang indah, karena sungguh indah buah dari kesabaran itu…
** pesan ini saya kutip dari blog.sunflower … alangkah dalam maknanya … mungkin inilah ramuan pengobat hati sahabat makngah yg gundah gulana …
HHHmmmm …
Ini pembelajaran bagi kita semua Makngah …
Seseorang itu harus hidup seimbang … balance …
jika tidak balance maka … salah satu tandanya adalah terjadinya “ledakan-ledakan” emosi seperti ini …
Ini mungkin terjadi karena tekanan stress karena kehidupan pekerjaan … sosial … masyarakat dan sebagainya
Bagaimanakah supaya kita balance ?
Dengan melakukan penyaluran yang positif dan tidak membahayakan …
Salah satunya adalah menulis … (menulis apa saja …)
Bisa juga dengan menekuni olah raga … otomotif … adventure … outbound … main musik … atau bahkan (mungkin) memelihara hewan peliharaan … (ikan ? kucing ? burung ? dsb)
Agar kita senantiasa balance dan punya penyaluran “energi lebih” yang mungkin ada mengendap pada kita …
Saya bukan ahli psychology …
namun apa yang saya kemukakan diatas … at least works for me …
Menyalurkan emosi … tetapi yang positif dan tidak membahayakan … !!!
Agar dia tidak meledak di tempat yang salah … diwaktu yang salah … dan menyasar sasaran yang salah …
(wah panjang ya komen saya …)(hehehe
Salam saya
Makngah Lena …
Tulisan makngah ini menginspirasi saya untuk menulis salah satu postingan saya …
Sila datang ketempat saya
Judul tulisannya adalah “Balancing”
Terima kasih telah sharing cerita ya Makngah.
Salam saya
terima kasih , mas EnHa..
makngah udah dateng ke sana ..
tulisan yang bagus..
disini makngah memang gak balas komen para sahabat ,,
karena komen yang masuk hanya makngah smapikan kepada sahabat makngah
sebagai pencerahan bagi sahabat makngah tersebut
bagi para sahabat blogger terima kasih sudah memberikan masukan-masukan yang berharga
salam hangat dari bangka
KunJUngan perdana.
Blh tkeran link? Hehe.
Hm,
Saya ngeliat lgsung l0h kejadian kayak diatas. Hm. Yg pling nyakitin sbnrx, ktika sang istri ttap tertawa untk nuTupin skit d hati, senyum dmi anak2.. Sm0ga suami saya nanti
Gk seperti suami2 d crta d ats.
[…] Makngah Lena : Curhat seorang Sahabat […]
Asslamu ‘alaikum Wr Wb.
Itulah pernak-pernik bahtera rumah tangga. Allah telah memilihkan pasangan jiwa yang terbaik untuk kita, walaupun pasangan kita memiliki banyak 1001 kekurangan, namun banyak hal yang tidak kita ketahui di balik rahasia Allah memilihkan kita pasangan yang banyak kekurangan tersebut. Ada hikmah di balik kekurangan pasangan kita.
Itu yang saya yakini sampai saat ini.